Kamis, 03 Juni 2010

Masih Disini untuk Setia.....


Semilir angin menerpa dinding angan....
Menggoyahkan asa yang sempat terpendam oleh penghianatan sang mentari
Tonggak-tonggak alam yang semula meradang kesakitan, kembali pulih seiring raga yang terisi dengan tetesan embun asing.....
Tak tampakkan wujud memang, tapi dahsyat sejuknya mampu menembus seluruh dinding kekecewaan yang pernah ada....

Ku ikuti arusnya....
Ku nikmati alurnya....
Ku nikmati semua kata-katanya.....

Ku reguk asrinya.....
Ku dekap hangatnya......
Ku yakin akan hadirnya.....

Ia ada.....

Maya dunia menyimbolkan segala rasa yang telah diciptakannya...
Kebiasaan ini...., kebiasaan yang salah....
Mengapa kau selalu hadir di saat aku membutuhkan segala cahaya penerang jalan dalam tiap detik kehidupan yang aku lewati?
Mengapa kau selalu memberi sejuk perhatian di dalam semua inginku?
Mengapa kau selalu meyakinnkanku akan kehidupan masa depan dengan mu?
Kerendahan mu? Tentang acara sakral sebuah ’pernikahan’? tentang percayamu terhadapku......


Kaukah sang fajar yang dijanjikan mentari itu?
Kaukah embun pagi yang selalu dinanti dunia hatiku?
Kaukah angin yang mendayu-dayu pengusir asaku?

Tapi mengapa setiap aku yakinkan hatimu, kau kembali maya untukku?
Lalu untuk apa kau yakinkan aku dengan semua kata-kata alam yang seakan membawa kedamaian?
Untuk apa kau hadir? Untuk apa aku ada? Untuk apa kau ucap kata ’pernikahan’ itu? Untuk apa rasa sayangmu terhadapku itu?

Achhh......
Sudahlah.....
Telah lama aku cari sosok asli mu....
Remug redam saat kau tarik ulur hatiku.....

Hangat...
Mesrah.....
Emosi.....
Sensitif.....
Khayal.....
Tangis....
Kecewa....
Canda.....
Mesrah....
Protektif...
Mesrah......
Dingin.....
Pikiran negatif....
Menghilang seketika.....
Marah....
Kangen......
Cemburu....
Kata-kata ’sayang’....
Dan tiba-tiba, kau bawa aku dalam duniamu yang tak bisa ku kenal sepenuhnya.....


Aku tak mengenalmu wahai sang kakala....
Entah sejak kapan aku terbius oleh semua anganmu untuk menikah denganku....
Entah sejak kapan rasa ini jadi meninggikan wujudmu?
Entah sejak kapan aku yakin akan kepribadianmu?
Sosokmu.....
Kelucuanmu.....
Perhatianmu....
Sikap kekanak-kanak’an mu.....
Ach......, aku terbuai kebiasaan yang kau beri....

Satu yang selalu kau ucap kepadaku: ”genggam hatiku, dan satukan langkah kita. Tunggu aku di kota mu, aku pasti datang untuk mu. Dan di sini, aku masih setia untuk mu wahai istri sholeha ku...”


Aku akan jaga hati, dan imanku untuk bersanding denganmu wahai sang raja hatiku.....
Aku akan setia menunggumu.....

I WANT TO SPEND MY LIFETIME LOVING YOU.......