Rabu, 21 Oktober 2009

RAJA DENGAN TAHTA MAYA

By: GUSTI


Sepasang ufuk timur tak jua muncul diperadapan jiwa
Sepintas pikiran ini merujuk pada indahnya pelangi
yang sekejap kau tunjukkan padaku,
Waktu itu.......

Ku coba bentangkan sayap...
Menatap langit lepas
Meraba terus kedalam, dalamnya hati



Aku mencoba meramal diri
Dengan mimpi-mimpi
Mimpi yang memaksa diri untuk terus merogoh hingga dasrnya...

Ada tanda,
dia datang berkali-kali...

Mata itu....
Mata yang selama ini aku cari
Mata yang mampu membuat ku damai dengan segala kata-katanya....

Senyum itu....
Senyum yang selalu membuatku terjaga...
Senyum yang selalu membuatku merasa memilikinya...

"Memilikinya????
Tidak mungkin!!!!"

Mengapa hatiku merongrong hampa?
Menertawakan bayanganku sendiri?
Memaki-maki kebesaran khayalku ini...

Tak ada yang salah ku kira....
Kehampaan ini hanyalah sebuah kerajaan khayal yang membuatnya sebagai sugesti...
Sugesti yang terus merongrong hati ini...
Untuk mencapainya....

Kembali aku dalam pangkuan ini....
Pangkuan mimpi dirinya...

Aku....
Aku ingin menjadi sejuk,
Ketika hati ini berusaha menjadi telaga untuk seseorang
yang ku ingin.....
Menghangatkan dengan canda...
Sejenak bahagiakan,
Tapi tetap, aku tak ingin memecah tumpu yang dia pakai
untuk mencari rusuknya

Aku hanya ingin kau ada di setiap ceritaku
Menjadi udara dalam balon kehidupanku
Tanpa aku pinta....

Aku selalu ingin menjadi sejuk,
Ketika hati ini berusaha menjadi sandaran keluh kesahmu...
Sempat mendayu-dayu suaraku, untuk yakinkan hatimu
Agar kau selalu merasa damai bersamaku...

Aku hanya ingin kau selalu ada....
Seperti balon yang selalu butuh udara,
Seperti novel yang selalu butuh cerita,
Seperti bumi yang selalu butuh matahari...
Dan seperti aku yang selalu butuh kamu....


Acccchhhhh.....
Udara ini semakin sesak ku jamah...
Waktu ini semakin bingung ku genggam....
Miris terasa....
Aku tak tau apa yang ku pijak, apa yang ku tunggu....
dia tak ada....
dia hanya mampu menjadi Raja dengan Tahta Maya dalam pikiranku....

Aku ingin dia nyata,
Dan dalam kenyataan yang fana ini aku hanya dapat berdoa....



Tuhan....
Aku memohon kepadaMU
Semoga Engkau berkenan menjadikan aku
sebagai alat untuk membahagiakan dia,
Sebagai alat untuk menjaganya,
Sebagai alat untuk mengurusnya,
Sebagai alat untuk mengusap air liurnya saat dia sakit,
Sebagai alat untuk menghapus kesedihannya,
Serta sebagai alat untuk menerima keramahan dan kemarahannya.....

Amien.....